Kumpulan Informasi dan Aplikasi Microsoft Excel, Microsoft Word, dan Microsoft Power Point.

Pembelajaran PAI BP Kelas 8 Online

Berikut ikhtisar singkat tentang jenis sumber daya utama yang dapat Anda harapkan untuk dijumpai dalam pembelajaran online, dan cara mendapatkan yang terbaik dari mereka!.

Latihan Soal USBN PAI BP SMP Online

Soal Latihan PAI BP Ujian Sekolah Tingakt SMP ini berjumalah 30 dengan rincian 25 soal materi PAI BP dan 5 soal qusoner tentang tugas dan antisipasi penyebaran virus Corona (Covid-19).

Membuat Media Pembelajaran Slide Kalkulator dengan Visual Basic

Media pembelajaran berfungsi di antaranya adalah untuk menarik minat siswa terhadap materi pembelajaran yang disajikan. Pada kenyataannya, media pembelajaran masih sering terabaikan dengan berbagai alasan. Hal ini sebenarnya tidak perlu terjadi jika setiap fasilitator telah mempunyai pengetahuan dan keterampilan mengenai media pembelajaran.uan visual basic..

Contoh Surat Rekomendasi Pencairan Tunjangan Profesi Guru

Surat Rekomendasi Pencairan Tunjangan Profesi Guru (TPG) kini memasuki triwulan III Tahun 2018. Selama setahun, pencairan tunjangan ini dilakukan dalam empat tahap atau pertriwulan.

Tugas Merangkum Materi PAI BP 8

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

Tampilkan postingan dengan label Buta RPP PTM PAI Online. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Buta RPP PTM PAI Online. Tampilkan semua postingan

Sabtu, 18 Februari 2023

Lowongan Terbuka IKN : Penerimaan Pegawai Pemerintah Non Pegawai Negeri


Dalam rangka penerimaan Pegawai Pemerintah Non Pegawai Negeri (PPNPN) di lingkungan Otorita Ibu Kota Nusantara, maka Otorita Ibu Kota Nusantara akan melaksanakan seleksi terbuka dan memberikan kesempatan kepada putera/puteri terbaik bangsa untuk menjadi bagian dalam sejarah pembangunan Ibu Kota Negara, dengan ketentuan sebagai berikut:


A. BIDANG YANG DILAMAR

1. Sekretariat;

2. Unit Kerja Hukum dan Kepatuhan;

3. Deputi Bidang Perencanaan dan Pertanahan;

4. Deputi Bidang Pengendalian Pembangunan;

5. Deputi Bidang Sosial, Budaya, dan Pemberdayaan Masyarakat;

6. Deputi Bidang Transformasi Hijau dan Digital;

7. Deputi Bidang Lingkungan Hidup dan Sumber Daya Alam;

8. Deputi Bidang Pendanaan dan Investasi;

9. Deputi Bidang Sarana dan Prasarana. 


B. PERSYARATAN UMUM

  1. Warga Negara Indonesia (WNI);

  2. Memiliki kualifikasi pendidikan paling rendah Sarjana (Strata 1) dari Perguruan Tinggi yang terakreditasi Unggul dari Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (BAN-PT) dengan persyaratan IPK minimal 3,0 (tiga koma nol) pada skala 4 dan Perguruan Tinggi yang terakreditasi Sangat Baik dari Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (BAN-PT) dengan persyaratan IPK minimal 3,2 (tiga koma dua) pada skala 4;

  3. Berusia paling kurang 21 (dua puluh satu) tahun dan berusia maksimal 33 (tiga puluh tiga) tahun pada saat melamar;

  4. Sehat jasmani dan rohani;

  5. Berkelakuan baik;

  6. Mempunyai pendidikan formal, kecakapan, keahlian, dan keterampilan sesuai dengan syarat lain yang diperlukan dalam jabatan;

  7. Mampu mengoperasikan media teknologi informasi dan berbahasa Inggris secara lisan maupun tulisan yang dapat dibuktikan dengan sertifikasi dari institusi terakreditasi nasional;

  8. Disiplin dan berintegritas;

  9. Bersedia ditempatkan pada wilayah penyelenggaraan organisasi Otorita Ibu Kota Nusantara
Pendaftaran dilakukan secara online melalui www.ikn.go.id/RekPPNPNOIKN mulai tanggal 20 Februari 2023 hingga 24 Februari 2023 pukul 16.00 WIB.


 

Sumber: www.ikn.go.id
Share:

Jumat, 28 Oktober 2022

Cara Reset Password akun belajar id sendiri tanpa akun admin

Saat ini di halaman website belajar.id telah ada fitur baru yaitu "Reset Password".

Fitur ini merupakan "Reset Password" mandiri yang dapat digunakan baik untuk Pendidik, Peserta Didik dan juga Tenaga Kependidikan jika lupa atau ingin mengganti password Akun belajar.id.

Untuk data yang dimasukkan baik tanggal lahir, alamat email ataupun no HP untuk pengiriman kode OTP harus merujuk pada data yang tertera di DAPODIK.
Sehingga, jika ada perbedaan data silakan ajukan perubahan datanya ke Operator Sekolah Anda.

Silakan mencoba dan mengarahkan pengguna untuk melakukan "Reset Password" secara mandiri melalui fitur ini.

Jika terdapat kendala terkait fitur ini dapat menghubungi tombol Butuh Bantuan yang ada di halaman website belajar.id

Berikut infografis terkait fitur "Reset Password" belajar.id silahkan di bawah ini :

Pertama, Bapak/ibu guru akses laman belajar.id dan jika berhasil akan terbuka seperti gambar berikut :

reset passord akun belajar id

Kedua, setelah berhasil diakses dan akan tampil seperti gambar di atas, silahkan klik menu "Reset Password". Maka, akan keluar menu seperti pada gambar sebagai berikut :

isi akun belajar.id anda dengan benar dan isi tanggal lahir sesuai dapodik. Jika isian sudah terisi dengan benar silahkan Klik "Cari Akun belajar.id". 



Ketiga, Setelah berhasil klik "Cari Akun belajar.id" maka akan keluar gambar menu seperti gambar dibawah ini :


Email pribadi dan nomor handphon seperti gambar di atas berdasarkan dari data dapodik. Silahkan pilih menu "Kirim Kode ke Email pribadi" Jika Bapak/Ibu/siswa menghendaki reset password belajar.id via email dan pastikan email pribadi tersebut masih aktif. atau silahkan pilih "Kirim Kode ke Nomor handphone" Jika Anda menghendaki reset password via nomor handphone dan pastikan kartu masih aktif/tidak masa tenggang agar kode OKTP / reset password belajar.id bisa dilakukan.

Keempat, setelah itu silahkan cek email atau sms berdasarkan menupilihan reset password yang telah dikehendaki. Jika reset melalui email pribadi maka periksa di inbox/kotak masuk pada email atau jika reset password melalui nomor handphone silahkan cek SMS dan catat kode OTP untuk reset akun belajar.id. lihat contoh pada gambar berikut reset via email pribadi



Keenam, Silahkan jika ada email seperti di atas klik "Mulai reset Password Akun pembelajaran saya". maka akan keluar menu sebagai berikut :




Silahkan isi dengan password baru dan konfirmasi password harus sama kemudian klik "Ganti Password". dan salin password .

Ketujuh, Setelah berhasil reset password silahkan masuk ke Gmail atau lakukan tambahan akun pada Gmail. Seperti gambar berikut :


Pilih google setelah muncul menu masukan email, isi dengan email akun belajar.id dengan benar dan klik berikutnya dan masukan/salin Password akun belajar.id yang barusan Bapak/Ibu baru buat. Jika berhasil maka akan keluar menu tampilan sebagai berikut :


Setelah bapak/ibu klik menu button "Saya Setuju" maka akun belajar.id Bapak/Ibu berhasil direset dan siap untuk digunakan untuk pemebelajaran. 

Reset atau ajukan akun belajar.id 👉https://belajar.id

Selamat mencoba semoga berhasil dan Sukses.



















Share:

Rabu, 04 Mei 2022

Kompetensi Guru PAI Berdasarkan Keputusan Menteri Agama No. 211 tahun 2011

 
1. Materi Kompetensi Guru PAI Hal. 1 - 6
2. Latihan Soal Pretest PPG PAI tahun 2022 Hal. 7

Kompetensi Guru PAI atau Pendidikan Agama Islam telah ditetapkan dalam Keputusan Menteri Agama (KMA) No. 211 tahun 2011. KMA tersebut melengkapi Permendiknas No. 16 tahun 2007 tentang kualifikasi dan kompetensi pendidik.

Pendidikan Agama Islam, menurut Keputusan Menteri Agama Nomor 211 Tahun 2011 adalah pendidikan yang memberikan pengetahuan dan membentuk sikap, kepribadian, dan keterampilan peserta didik dalam mengamalkan ajaran agama, yang setidaknya dapat dilakukan melalui semua pelajaran. tampilan endidikan.

Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengembangkan peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah. (PP No. 19 Tahun 2017 pasal 1 ayat 1).

Jadi menurut KMA No. 211 tahun 2011, Guru Pendidikan Agama Islam adalah pendidik profesional dengan mendidik utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, memberikan penerapan, menilai dan peserta didik.

Guru Pendidikan Agama Islam (GPAI) merupakan ujung tombak pembinaan kehidupan beragama. Dalam rangka memenuhi tugas tersebut dibutuhkan Guru PAI yang memenuhi kualifikasi dan kompetensi. Permendiknas Nomor 16 Tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru menjelaskan bahwa guru harus memiliki kompetensi pedagogik, kepribadian, sosial, dan profesional.  

Sebagai ujung tombak pembinaan kehidupan beragama, Guru PAI diharapkan mampu menjadi pelopor pengembangan kehidupan di sekolah dan lingkungan sosialnya, maka perlu penambahan kompetensi guru PAI yaitu kepemimpinan dan kompetensi yang telah ditetapkan dalam Permendiknas No. 16 Tahun 2007 tentang standar kualifikasi dan kompetensi guru.

Adapun Rincian Kompetensi Guru PAI sebagai berikut:


A. Kompetensi Pedagogik

Pada dimensi kompetensi pedagogik, tidak ada perbedaan antara kompetensi Guru PAI dengan guru yang lainnya. Kompetensi pedagogik terdiri dari 10 sub kompetensi, yaitu:

1. Menguasai peserta didik dari aspek fisik, akhlak, spiritual, sosial, budaya, emosional, dan intelektual.

1.1. Memahami karakteristik peserta didik usia SD yang berkaitan dengan aspek fisik, intelektual, emosional, moral, dan latar belakang sosial budaya;

1.2. potensi peserta didik usia SD dalam berbagai bidang pengembangan.

1.3. pengetahuan awal peserta didik usia SD dalam berbagai bidang pengembangan; dan

1.4. pendidikan kesulitan belajar peserta didik usia SD dalam berbagai bidang pengembangan.

2.Menguasai teori belajar dan prinsip-prinsip pembelajaran yang mendidik.

2.1. Memahami berbagai teori belajar dan prinsip-prinsip pembelajaran yang mendidik terkait dengan pengembangan PAI di SD;

2.2. pendekatan berbagai pendekatan, strategi, metode, dan teknik pembelajaran yang bersifat holistik, autentik, dan bemakna, yang terkait dengan pengembangan PAI di SD.

3. kurikulum yang berkaitan dengan bidang pengembangan PAI.

3.1. Memahami prinsip-prinsip pengembangan kurikulum PAI;

3.2. Menentukan tujuan kegiatan PAI yang mendidik;

3.3. Menentukan kegiatan yang tepat untuk mencapai tujuan pengembangan PAI SD;

3.4. Memilih materi kegiatan sesuai dengan tujuan pengembangan pendidikan agama Islam SD;

3.5. perencanaan semester dan siaran TV dalam berbagai kegiatan pengembangan PAI di SD; dan

3.6. indikator dan instrumen penilaian PAI SD.

4. Menyelenggarakan kegiatan pengembangan yang mendidik.

4.1. memahami prinsip-prinsip perancangan kegiatan pengembangan yang mendidik dan menyenangkan;

4.2. tambahkan komponen-komponen rancangan kegiatan pengembangan yang mendidik dan menyenangkan;

4.3. desain kegiatan pengembangan yang mendidik yang lengkap, baik untuk kegiatan di kelas, maupun di luar kelas;

4.4. penerapan pembelajaran yang bersifat holistik, autentik, dan bermakna;

4.5. menciptakan suasana belajar yang menyenangkan, demokratis, berkesetaraan gender, dan bermanfaat;

4.6. media dan sumber belajar yang sesuai dengan pembelajaran PAI SD;

4.7. Tahapan pembelajaran dalam kegiatan pengembangan PAI di SD.

5. teknologi informasi dan komunikasi untuk kepentingan

Penyelenggaraan kegiatan pengembangan PAI.

5.1. Mengoperasikan media teknologi informasi dan komunikasi untuk meningkatkan kualitas kegiatan pengembangan PAI SD;

5.2 Mengakses informasi melalui teknologi informasi dan komunikasi untuk

meningkatkan kualitas pengembangan PAI SD; dan

5.3.Menggunakan media teknologi informasi dan komunikasi untuk pengembangan bahan dan kegiatan PAI yang mendidik.

6. Memfasilitasi pengembangan potensi peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimiliki.

6.1 Memilih berbagai kegiatan belajar yang mendorong peserta didik untuk

kembangkan potensinya;

6.2. Menyediakan berbagai bahan PAI dan rancangan kegiatan pembelajarannya untuk mendorong peserta didik mengembangkan potensinya secara optimal; dan

6.3. Membuka akses peserta didik untuk belajar PAI SD dan mendorong pengembangan potensinya.

7. Berkomunikasi secara efektif, empatik, dan santun dengan peserta didik.

7.1. Memahami berbagai strategi berkomunikasi yang efektif, empatik, dan santun, baik lisan maupun tulisan;

7.2. Berkomunikasi secara efektif, empatik, dan santun dengan peserta didik dalam interaksi pembelajaran PAI SD;

7.3. Berkomunikasi secara efektif, empatik, dan santun dengan peserta didik dalam interaksi sosial di lingkungan satuan pendidikan;

7.4. Berkomunikasi secara efektif, empatik, dan santun dengan pemangku kepentingan PAI di SD.

8. Menyelenggarakan penilaian dan evaluasi proses dan hasil belajar.

8.1. memahami prinsip-prinsip penilaian dan evaluasi proses dan hasil belajar sesuai dengan karakteristik pendidikan agama Islam di SD;

8.2. menentukan aspek-aspek proses dan hasil belajar yang penting untuk dinilai dan ditentukan sesuai dengan karakteristik PAI di SD;

8.3. menentukan prosedur penilaian dan evaluasi proses dan hasil belajar PAI SD;

8.4. 17 instrumen penilaian dan evaluasi proses dan hasil belajar PAI SD;

8.5. Mengadministrasikan penilaian proses dan hasil belajar PAI SD dengan menggunakan berbagai instrumen;

8.6. Menganalisis hasil penilaian proses dan hasil belajar PAI SD untuk berbagai tujuan; dan

8.7. melakukan evaluasi proses dan hasil belajar PAI SD.

9. hasil penilaian dan evaluasi PAI untuk kepentingan pembelajaran.

9.1. Menggunakan informasi hasil penilaian dan evaluasi untuk menentukan ketuntasan belajar PAI SD;

9.2. Menggunakan informasi hasil penilaian dan evaluasi untuk merancang program remedial dan pengayaan PAI SD;

9.3. Mengkomunikasikan hasil penilaian dan evaluasi pembelajaran PAI SD kepada pemangku kepentingan; dan

9.4. hasil informasi dan evaluasi pembelajaran PAI SD untuk meningkatkan kualitas pembelajaran.

10. melakukan tindakan reflektif untuk meningkatkan kualitas pembelajaran.

10.1.Melakukan refleksi terhadap pembelajaran PAI SD yang telah dilaksanakan;

10.2.Memanfaatkan hasil refleksi untuk perbaikan dan pengembangan PAI SD; dan

10.3.Melakukan tindakan tindakan kelas untuk meningkatkan kualitas pembelajaran PAI SD.


B. Kompetensi Kepribadian

Kompetensi Guru PAI pada dimensi Kompetensi Kepribadian mengacu pada Permendiknas No. 16 tahun 2007. Dimana sub-kompetensi kepribadian terdiri dari 6 sub-kompetensi.

1. Bertindak sesuai dengan norma agama Islam, hukum, sosial, dan budaya nasional Indonesia.

1.6. Mengimplementasikan nilai-nilai yang terkandung dalam Pendidikan Agama Islam yang meliputi cara-cara, berpakaian, bertingkah laku, dan bertutur kata.

1.7. Menjadi teladan bagi peserta didik dan rekan sesama warga sekolah.

1.8. Berperilaku Islami, baik di lingkungan sekolah maupun masyarakat.

1.9. Menghargai guru dan peserta didik yang berbeda agama, adat istiadat, suku maupun budaya.

1.10. Bertindak sesuai dengan hukum dan norma sosial yang berlaku dalam masyarakat serta kebudayaan nasional Indonesia.

2 Memiliki kemampuan untuk menjaga integritas diri sebagai GPAI

2.1. Berperilaku jujur ​​dalam setiap ucapan dan tindakan.

2.2. Melaksanakan tugas profesi GPAI sebagai amanah dengan baik dan bertanggung jawab.

2.3. Konsisten antara ucapan dan tindakan.

3. penawaran diri sebagai pribadi yang berakhlak mulia, danteladan bagi peserta didik dan masyarakat.

3.1 Bertindak adil, tegas, dan manusiawi.

3.2 Berperilaku yang mencerminkan ketakwaan dan akhlak sebagai GPAI.

3.3 Berperilaku yang dapat diteladani oleh peserta didik dan anggota masyarakat sekitarnya.

4. Penawaran diri sebagai pribadi yang mantap, stabil, dewasa, arif, dan berwibawa.

4.1 Penghargaan diri sebagai pribadi yangmantap.

4.2. harga diri sebagai pribadi yang dewasa, arif, dan berwibawa sebagai GPAI.

5. menjadi etos bangga kerja, tanggung jawab yang, rasa GPAI, dan rasa percaya diri.

5.1. galeri etos kerja dan tanggung jawab yang tinggi.

5.2. Bangga menjadi GPAI dan percaya pada diri sendiri.

5.3. bekerja secara profesional.

6. Menjunjung tinggi kode etik profesi guru.

6.1. Memahami kode etik profesi GPAI.

6.2. Berperilaku sesuai dengan kode etik profesi GPAI.


C. Kompetensi Sosial

Kompetensi Sosial bagi Kompetensi Guru PAI sama dengan kompetensi kepribadian yaitu tetap mengacu pada Permendiknas no. 16 tahun 2007. Sub Kompetensi kembali dibuka 4.

1. Bertindak objektif, dan tidak diskriminatif.

1.1. Bertindak positif dan objektif terhadap peserta didik, teman sejawat dan lingkungan sekitar dalam melaksanakan pembelajaran.

1.2. Tidak ada diskriminatif terhadap peserta didik, teman sejawat, orang tua murid.

2. Berkomunikasi secara efektif, empatik, dan santun dengan sesama pendidik, tenaga kependidikan, orang tua, dan masyarakat.

2.1. Berkomunikasi dengan teman sejawat dan komunitas ilmiah lainnya secara santun, empatik dan efektif.

2.2. Berkomunikasi dengan orangtua peserta didik dan masyarakat secara santun, empatik, dan efektif tentang program pembelajaran dan kemajuan peserta didik.

2.3. Mengikutsertakan orangtua murid dan masyarakat dalam program pembelajaran dan dalam mengatasi kesulitan belajar peserta didik.

3. Beradaptasi di tempat penyimpanan di seluruh wilayah Republik Indonesia yang memiliki keragaman sosial budaya.

3.1. Beradaptasi dengan lingkungan tempat bekerja dalam rangka meningkatkan efektivitas sebagai pendidik, termasuk memahami bahasa daerah setempat.

3.2. Melaksanakan berbagai program dalam lingkungan kerja untuk mengembangkan dan meningkatkan kualitas Pendidikan Agama Islam di lingkungan pendidikan.

4. Berkomunikasi dengan komunitas profesi sendiri dan profesi lain secara lisan dan tulisan atau bentuk lain.

4.1. Berkomunikasi dengan teman sejawat, profesi ilmiah, dan komunitas ilmiah lainnya melalui berbagai media dalam rangka meningkatkan kualitas pendidikan.

4.2. Mengkomunikasikan hasil-hasil inovasi pembelajaran kepada komunitas profesi, baik secara lisan, tulisan atau bentuk lain.


D. Kompetensi Profesional

Kompetensi Profesional terkait langsung dengan materi pelajaran, sehingga Kompetensi Guru PAI terkait kompetensi Profesional yang menguasai Mata pelajaran PAI.

1.Menguasai materi, struktur, konsep, dan pola pikir keilmuan yang mendukung mata pelajaran Pendidikan Agama Islam.

1.1. Memahami konsep dasar PAI yang meliputi 5 aspek pendidikan agama Islam, yaitu Al-Qur'an dan Hadis, Akhlak dan Keimanan, dan Fiqih/Ibadah.

1.2. Menguasai struktur materi Agama Islam di berbagai sumber belajar yang relevan untuk pembelajaran PAI di SD.

1.3. Menguasai pola pikir ilmiah yang mendukung mata pelajaran PAI di SD.

1.4. Menguasai berbagai model dan metode pembelajaran PAI di SD.

2. Menguasai standar kompetensi dan kompetensi dasar mata pelajaran/bidang pengembangan pendidikan agama Islam.

2.1. Memahami kemampuan peserta didik dalam bidang PAI di SD.

2.2. Memahami kemajuan peserta didik dalam pembelajaran PAI di SD.

2.3. Memahami tujuan setiap kegiatan pembelajaran PAI di SD.

3. meningkatkan materi pembelajaran yang diampu kreatif.

3.1. Memilih materi PAI yang sesuai dengan tingkat perkembangan peserta didik usia SD.

3.2. Mengolah materi PAI secara kreatif sesuai dengan tingkat perkembangan pesertadidik usia SD.

3.3. PAI dengan pendekatan pengajaran yang proporsional sesuai dengan tingkat pemahaman peserta didik usia SD.

4. kembangkan keprofesionalan secara berkelanjutan dengan melakukan tindakan reflektif.

4.1. melakukan refleksi terhadap kinerja sendiri secara terus-menerus.

4.2. hasil refleksi dalam rangka peningkatan keprofesionalan.

4.3. melakukan penelitian kelas untuk peningkatan keprofesionalan.

4.4. mengikuti kemajuan zaman dengan belajar dari berbagai sumber.

5. teknologi informasi dan komunikasi untuk berkomunikasi

Dan mengembangkan diri.

5.1. teknologi informasi dan komunikasi dalam berkomunikasi.

5.2. teknologi informasi dan komunikasi untuk pengembangan diri.


E. Kompetensi Spiritual

Kompetensi Guru PAI memiliki tambahan kompetensi menurut KMA no. 211 tahun 2011 yaitu Kompetensi Spiritual. Kompetensi Spiritual terdiri dari 6 sub-kompetensi yaitu sebagai berikut:

1. Bahwa mengajar adalah ibadah dan harus dilaksanakan dengan penuh semangat dan sungguhsungguh.

1.1. Melaksanakan kegiatan belajar mengajar di satuan pendidikan dengan ikhlas karena Allah.

1.2. Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar di satuan pendidikan dengan penuh semangat dan sungguh-sungguh.

2. Meyakini bahwa mengajar adalah rahmat dan amanah.

2.1. melaksanakan kegiatan belajar mengajar di satuan pendidikan dengan setulus hati.

2.2. melaksanakan kegiatan belajar mengajar di satuan pendidikan dengan penuh tanggung jawab.

3. Meyakini sepenuh hati bahwa mengajar adalah panggilan jiwa dan pengabdian.

3.1. Melaksanakan kegiatan belajar mengajar di satuan pendidikan dengan semangat dan penuh integritas.

3.2. Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar di satuan pendidikan dengan dedikasi yang tinggi.

4. puas dengan hati bahwa mengajar adalah aktualisasi diri dan kehormatan.

4.3. Memahami bahwa menjadi GPAI di satuan pendidikan adalah profesi yang baik.

4.4. Bersemangat untuk mengaktualisasikan nilai-nilai yang diyakini dalam kegiatan pembelajaran di satuan pendidikan.

4.3. Merasa percaya diri tampil sebagai GPAI SD.

4.4. Merasa bangga dan bangga sebagai GPAI di SD.

5. Dengan sepenuh hati bahwa mengajar adalah pelayanan.

5.1. Melaksanakan kegiatan belajar mengajar dengan penuh semangat pelayanan sebagai implementasi dari nilai-nilai ketakwaan.

5.2. Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar di SD dengan sepenuh hati.

5.3. Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar di satuan pendidikan sebagai sarana pembelajaran bagi GPAI.

6. puas dengan sepenuh hati bahwa mengajar adalah seni dan profesi.

6.4. Memahami bahwa menjadi GPAI di satuan pendidikan adalah sebuah profesi yang perlu ditekuni dan dikembangkan terus menerus.

6.5. Memahami bahwa mengajar itu sebuah seni yang dinamis dan membutuhkan variasi.

6.6. Melaksanakan kegiatan belajar mengajar di satuan pendidikan dengan pendekatan yang aktif, kreatif dan inovatif.


F. Kompetensi Kepemimpinan

Kompetensi Guru PAI memiliki tambahan kompetensi menurut KMA no. 211 tahun 2011 yaitu Kompetensi Kepemimpinan. Kompetensi Kepemimpinan terdiri dari 6 subkompetensi yaitu sebagai berikut:

1. belajar jawab penuh dalam pembelajaran PAI di satuan pendidikan.

1.1. Melibatkan diri dalam tim GPAI di SD untuk mengembangkan model dan media pembelajaran yang lebih kreatif dan menarik.

1.2. Mengintegrasikan nilai-nilai agama pada setiap subyek mata pelajaran di SD.

2 Mengorganisir lingkungan satuan pendidikan demi terwujudnya budaya yang Islami.

2.1. menciptakan lingkungan fisik maupun sosial yang bernuansa Islami di SD.

2.2. Membina pergaulan sosial di lingkungan sekolah untuk terciptanya budaya yang Islami.

2.3. Implementasi pembiasaan-pembiasaan dalam pelaksanaan amaliah ibadah di SD.

3. inisiatif dalam mengembangkan potensi satuan pendidikan.

3.1. Berperan aktif dalam menentukan visi dan misi SD yang bernuansa Islami.

3.2. Berfikir kreatif dalam menciptakan budaya organisasi sekolah yang Islami.

4. Berkolaborasi dengan seluruh lingkungan satuan pendidikan.

4.1. Berperan aktif dalam membangun kerjasama dengan warga sekolah untuk mencapai tujuan sebagaimana tertuang dalam visi dan misi SD.

4.2. Berperan aktif dalam membina hubungan silaturahmi dengan mensinergikan warga sekolah terciptanya iklim satuan pendidikan yang Islami.

5. Berpartisipasi aktif dalam pengambilan keputusan di lingkungan Satuan pendidikan.

5.1. Melibatkan diri dalam setiap proses pengambilan keputusan di sekolah agar setiap keputusan yang diambil sesuai dengan nilai-nilai Islam.

5.2. mengambil peran utama dalam pengambilan keputusan yang berkaitan dengan ranah agama Islam di lingkungan sekolah.

6. Melayani konsultasi keagamaan dan sosial.

6.1. Memfungsikan diri sebagai konselor keagamaan di sekolah untuk mengatasi masalah-masalah peserta didik melalui pendekatan keagamaan.

6.2. Memfungsikan diri sebagai konselor keagamaan di sekolah untuk mengatasi masalah-masalah kependidikan dan pendekatan pendekatan sosial melalui pendekatan keagamaan.

6.3. bekerja sama dengan guru Bimbingan Konseling (BK) di sekolah dalam menyusun program bimbingan konseling.



Latihan 2 Soal Pretest PPG PAI Tahun 2022

 



Panduan Pretest PPG PAI Tahun 2022 

Keputusan Menteri Agama No. 211 Tahun 2011 tentang Pedoman Standar Nasional Pendidikan Agama Islam



Share:

Sabtu, 23 April 2022

Empat Teori belajar-Behavioristik, Kognitif, Konstuktivisme, dan Humanistik




4 Teori Belajar :

A.Behavioristik. hal-01 

B. Kognitif. hal-02 

C. Konstuktivisme. hal-03

D. Humanistik. hal-04

E. Latihan Soal Pretest PPG 2022-Pedagogik 1. hal-05

Belajar sangatlah penting dalam kehidupan. Selama manusia masih menghembuskan napas maka manusia akan terus belajar. Pada dasarnya ketika belajar kita tidak bisa melakukannya dengan sendiri. Dengan kata lain, ketika belajar kita membutuhkan orang lain untuk mengajarkannya.


Jika digambarkan, belajar itu seperti bayi yang sedang mencoba untuk berjalan, makan, duduk, dan lain sebagainya. Secara naluriah bayi akan bisa melakukan aktivitas-aktivitas seperti itu, tetapi diperlukan manusia lain untuk mengajarkannya agar aktivitas-aktivitas itu dilakukan dengan baik. Dengan bantuan manusia lain maka bayi akan memaksimalkan kepandaiannya yang akan bermanfaat  bagi kehidupannya di kemudian hari.


“Belajar” dalam dunia pendidikan merupakan konsep pengetahuan yang banyak dilakukan oleh pendidik. Guru yang berperan sebagai pendidik atau pengajar akan berusaha menyampaikan ilmu pengetahuan kepada murid-muridnya atau peserta didik dengan sungguh-sungguh dan giat. Satu hal yang perlu diketahui dari proses belajar mengajar adalah ilmu pengetahuan yang didapat dan bertambahnya ilmu pengetahuan hanya salah satu bagian kecil dari kegiatan untuk membentuk kepribadian seutuhnya.


Dalam proses belajar ada yang namanya teori belajar. Teori belajar adalah suatu langkah-langkah yang dapat membantu guru atau pendidik untuk mendidik dan menyampaikan ilmu pengetahuan kepada murid atau peserta didik.


Namun, ada beberapa guru yang lebih suka mengajar berdasarkan pengalaman saat belajar. Maksudnya, dalam beberapa kasus, guru sudah menemukan cara jitu untuk mendidik dan menyampaikan ilmu pengetahuan kepada murid-muridnya tanpa harus mengetahui teori belajar.


Pada dasarnya teori belajar sangatlah banyak, tetapi yang sering digunakan oleh beberapa guru atau pendidik ada empat, yaitu teori belajar behavioristik, teori belajar kognitif, teori belajar konstruktivistik, dan teori belajar humanistik. Simak penjelasan lebih lanjut tentang empat teori belajar tersebut.

A. Behavioristik

Gagne dan Berliner adalah dua orang yang membuat teori belajar behavioristik. Teori ini berisi tentang perubahan tingkah laku yang terjadi karena pengalaman belajar. Dalam perkembangannya, teori ini menjadi aliran psikologi belajar yang memiliki pengaruh terhadap tujuan peningkatan teori belajar dan praktik dalam dunia pendidikan dan pembelajaran. Aliran psikologi belajar juga dikenal sebagai aliran behavioristik. Aliran ini lebih mengutamakan terbentuknya perilaku yang dihasilkan dari proses belajar.


Belajar itu sendiri merupakan interaksi antara stimulus dan respon. Menurut teori behavioristik, dalam proses belajar mengajar yang terpenting adalah seseorang akan dianggap telah belajar ketika sudah menunjukkan perubahan perilaku. Dari teori ini juga, proses pembelajaran dapat diartikan sebagai stimulus dan respon.


Dengan kata lain, input yang berupa stimulus dan output yang berupa respon. Bentuk dari stimulus berupa penyampaian materi, pembentukan karakter, nasihat, dan lain-lain yang diberikan guru kepada muridnya. Sementara, bentuk dari respon berupa reaksi atau tanggapan dari murid atau peserta didik terhadap stimulus yang diberikan oleh guru atau pendidik.


Proses yang terjadi antara stimulus dan respon tidak dapat diamati dan diukur. Hal yang terpenting dan perlu diperhatikan adalah perilaku dari stimulus dan respon. Maksudnya apa yang diberikan guru (stimulus) dan apa yang diterima oleh murid (respon) harus diperhatikan dan diukur. Hal itu dilakukan karena pengukuran stimulus dan respon merupakan hal yang penting agar dapat mengetahui apakah murid mengalami perubahan tingkah laku atau tidak.


Pada penerapannya atau proses pembelajaran, teori belajar behavioristik sangat tergantung dari beberapa aspek, seperti tujuan pembelajaran, karakteristik murid, materi pelajaran, media pembelajaran, dan fasilitas pembelajaran.


Dalam pelaksanaannya teori belajar behavioristik memiliki kelebihan dan kekurangan. Dengan mengetahui kedua hal itu teori ini dapat diterapkan secara maksimal. Berikut kelebihan dan kekurangan teori behavioristik.


Beberapa hal yang perlu diperhatikan saat menerapkan teori behavioristik dalam proses pembelajaran, yaitu.


Perhatian guru kepada peserta didik sangat penting untuk dilakukan.

Lingkungan belajar harus diperhatikan.

Mengutamakan pembentukan tingkah laku dengan cara latihan dan pengulangan.

Proses belajar mengajar harus dengan stimulus dan respon.

Kelebihan Teori Belajar Behavioristik

  1. Guru akan terbiasa untuk bersikap teliti dan peka saat kondisi belajar mengajar.
  2. Guru lebih sering membiasakan muridnya untuk belajar mandiri, tetapi ketika murid kesulitan baru bertanya kepada guru.
  3. Dapat mengganti cara mengajar (stimulus) yang satu dengan stimulus lainnya hingga mendapatkan apa yang diterima oleh murid (respon).
  4. Dengan teori belajar ini sangat cocok untuk mendapatkan kemampuan yang mengandung unsur-unsur kecepatan, spontanitas, dan daya tahan.
  5. Teori ini bisa membentuk perilaku yang diinginkan. Dengan kata lain, perilaku yang berdampak baik bagi murid diberi perhatian lebih dan perilaku yang kurang sesuai dengan murid perhatiannya dikurangi.

Kekurangan Teori Belajar Behavioristik

  1. Tidak semua pelajaran dapat memakai teori belajar behavioristik.
  2. Guru diharuskan untuk menyusun bahan pelajaran dalam bentuk yang sudah siap.
  3. Murid cenderung diarahkan untuk berpikir linier, konvergen, tidak kreatif, dan memposisikan murid sebagai murid pasif.
  4. Dalam proses belajar mengajar, murid hanya bisa mendengar dan menghafal yang didengarkan.
  5. Murid membutuhkan motivasi dari luar dan sangat bergantung pada guru.

B. Kognitif

Seorang psikolog asal Swiss yaitu Jean Piaget mengembangkan teori kognitif. Berkat teori dari Piaget terlahir perkembangan psikologi yang berpengaruh terhadap perkembangan konsep kecerdasan. Teori kognitif berbicara tentang manusia membangun kemampuan kognitifnya dengan motivasi yang dilakukan oleh diri sendiri terhadap lingkungannya.


Inti dari konsep teori ini adalah bagaimana munculnya dan diperolehnya schemata (skema atau rencana manusia dalam mempersepsikan lingkungannya) dalam tahapan-tahapan perkembangan manusia atau saat seseorang mendapatkan cara baru dalam memaknai informasi secara mental.


Berdasarkan teori belajar kognitif, belajar merupakan proses perubahan persepsi dan pemahaman. Dengan kata lain, belajar itu tidak harus berbicara tentang perubahan tingkah laku atau sikap yang bisa diamati.


Setiap orang memiliki pengalaman dan pengetahuan yang berbeda dan tertata rapi dalam bentuk struktur kognitif. Pengalaman dan pengetahuan inilah yang membuat kegiatan pembelajaran akan berjalan dengan baik. Teori ini dikatakan dapat berjalan dengan baik ketika materi pelajaran yang baru bisa beradaptasi dengan struktur kognitif atau kemampuan yang dimiliki oleh siswa.


Arti “belajar” dalam teori kognitif yaitu proses perseptual atau bisa dikatakan seperti perilaku seseorang dapat ditentukan oleh persepsi dan pemahamannya dalam melihat situasi yang berhubungan dengan tujuan proses belajar mengajar. Teori ini mempercayai bahwa “belajar” itu dihasilkan dari proses persepsi kemudian membentuk hubungan antara pengalaman yang baru dan pengalaman yang sudah tersimpan di dalam dirinya.


Proses belajar mengajar dengan teori kognitif tidak hanya beroperasi dengan terpatah-patah atau terpisah-pisah, tetapi melalui proses yang mengalir dan menyeluruh. Hal yang ditekankan pada teori belajar kognitif adalah proses dari belajar bukan hasil belajar.


Beberapa hal yang perlu diperhatikan saat menerapkan teori kognitif dalam proses belajar mengajar.

  1. Pembuatan materi pembelajaran harus disusun dengan pola atau logika sederhana dan kompleks.
  2. Siswa bukanlah orang dewasa yang sudah mengerti dan mudah dalam berpikir. Oleh karena itu, guru harus memberikan pengarahan sesuai dengan usia murid atau peserta didik.
  3. Setiap kegiatan pembelajaran harus memiliki makna.
  4. Agar keberhasilan murid tercapai maka guru perlu mengamati perbedaan yang ada pada setiap murid.

Dalam pelaksanaannya teori belajar kognitif memiliki kelebihan dan kekurangan. Dengan mengetahui kedua hal itu teori ini dapat diterapkan secara maksimal. Berikut kelebihan dan kekurangan teori kognitif.

Dalam pelaksanaannya teori belajar kognitif memiliki kelebihan dan kekurangan. Dengan mengetahui kedua hal itu teori ini dapat diterapkan secara maksimal. Berikut kelebihan dan kekurangan teori kognitif.

Kelebihan Teori Belajar Kognitif
  1. Memudahkan siswa untuk memahami materi belajar.
  2. Siswa menjadi mandiri dan lebih kreatif.

Kekurangan Teori Belajar Kognitif
  1. Teori yang belum bisa digunakan pada semua tingkat pendidikan.
  2. Pada pendidikan tingkat lanjut, teori ini susah untuk diterapkan.


C. Konstruktivisme

Berdasarkan asalnya, teori konstruktivisme bukan bagian dari teori pendidikan. Sebenarnya teori ini bersumber dari ilmu filsafat terutama filsafat ilmu. Dalam ilmu filsafat ilmu, hal yang dibahas atau dijelaskan dalam teori ini adalah bagaimana proses terbentuknya pengetahuan manusia. Menurut teori konstruktivisme, pembentukan pengetahuan yang terjadi pada manusia berasal dari pengalaman-pengalaman yang telah dilewatinya.


Dalam perkembangannya, teori ini menerima pengaruh dari ilmu psikologi, khususnya psikologi kognitif Piaget yang di mana kognitif Piaget sangat berkorelasi dengan psikologis manusia untuk mendapatkan pengetahuan. Jadi, bisa dikatakan bahwa “belajar” adalah suatu proses yang dilakukan oleh murid atau peserta didik dalam membangun pengetahuan.

Konstruksi berarti membangun. Jadi teori belajar konstruktivisme adalah suatu usaha yang dilakukan untuk membangun tata hidup yang berbudaya modern. Teori belajar ini berlandaskan pembelajaran kontekstual. Dengan kata lain, manusia membangun pengetahuan sedikit demi sedikit yang hasilnya disebarkan melalui konteks yang terbatas dan dalam waktu yang direncanakan.


Teori ini menekankan seseorang yang belajar memiliki tujuan untuk menemukan bakatnya, menambah pengetahuan atau teknologi, dan lain-lain yang dibutuhkan untuk mengembangkan dirinya.


Pengalaman demi pengalaman yang telah dilewati manusia maka akan memiliki hidup yang lebih dinamis dan pengetahuan akan bertambah. Dalam konteks kegiatan pembelajaran antara murid dengan siswanya, teori belajar konstruktivisme membebaskan pembelajar untuk membimbing sendiri pengetahuan yang dimiliki berdasarkan pengalaman.


Menurut teori konstruktivisme, “belajar” lebih mudah dipahami oleh manusia karena manusia membangun dan mengembangkan pengetahuan berdasarkan pengalaman-pengalaman yang telah dilewati. Dengan hal ini juga hidup manusia menjadi lebih dinamis.


Beberapa hal yang perlu diperhatikan saat menerapkan teori konstruktivisme dalam proses belajar mengajar.


Saat mengajar sebaiknya memberikan kesempatan kepada murid agar dapat mengeluarkan pendapatnya dengan bahasa sendiri.

Murid diberikan waktu atau kesempatan untuk menceritakan pengalamannya agar menjadi murid yang lebih kreatif dan imajinatif.

Lingkungan belajar mengajar harus kondusif agar murid bisa belajar dengan maksimal.

Murid diberi kesempatan untuk membuat gagasan atau ide yang baru.

Dalam pelaksanaannya teori belajar konstruktivisme memiliki kelebihan dan kekurangan. Dengan mengetahui kedua hal itu teori ini dapat diterapkan secara maksimal. Berikut kelebihan dan kekurangan teori konstruktivisme.


Kelebihan Teori Belajar Konstruktivisme

  1. Dalam proses belajar mengajar guru dapat mengajarkan para murid untuk mengeluarkan ide-idenya atau gagasannya dan melatihnya agar bisa mengambil keputusan.
  2. Semua murid bisa mengingat pelajaran yang sudah diajarkan karena mengikuti proses belajar mengajar secara langsung dan aktif.
  3. Pengulangan pelajaran yang dilakukan secara berulang akan membuat murid lebih mudah untuk berinteraksi dan yakin bisa memahami pelajarannya.
  4. Ketika proses belajar mengajar, murid akan lebih mudah beradaptasi dengan lingkungannya dan mendapatkan pengetahuan baru. Misalnya berinteraksi dengan teman-temannya dan guru.
  5. Pengetahuan yang diterima oleh murid akan mudah diterapkan dalam kehidupannya.


Kekurangan Teori Belajar Konstruktivisme

  1. Teori ini lebih susah untuk dimengerti karena ruang lingkupnya lebih luas.
  2. Tugas guru menjadi tidak maksimal karena murid diberi kebebasan lebih banyak.

D. Humanistik


Teori belajar ini lebih cenderung melihat perkembangan pengetahuan dari sisi kepribadian manusia. Hal ini dikarenakan humanistik itu sendiri merupakan ilmu yang melihat segala sesuatu dari sisi kepribadian manusia. Teori ini juga bertujuan untuk membangun kepribadian murid dengan melakukan kegiatan-kegiatan  yang positif. Hal ini bisa disebut dengan para pendidik atau guru yang mengajar dan mendidik menggunakan pendekatan humanistik.

Guru atau pendidik dengan aliran humanistik akan mengutamakan hasil pengajaran berupa kemampuan positif yang dimiliki oleh murid. Kemampuan positif akan membangun atau mengembangkan emosi positif pada murid.

Teori belajar humanistik  berbeda dengan teori belajar behavioristik yang di mana lebih mengutamakan melihat tingkah laku manusia sebagai campuran antara motivasi yang lebih tinggi atau lebih rendah. Sedangkan teori belajar behavioristik hanya melihat motivasi manusia sebagai sebuah usaha untuk memenuhi fisiologis manusia.

Teori ini lebih menekankan pada pembentukan kepribadian, perubahan sikap, menganalisis fenomena sosial, dan hati nurani yang diterapkan melalui materi-materi pelajaran. Maka dari itu, dapat dikatakan bahwa guru atau pendidik sangat berperan sebagai fasilitator.

Beberapa hal yang perlu diperhatikan saat menerapkan teori humanistik dalam proses belajar mengajar.

Guru berusaha untuk menyusun dan mempersiapkan materi-materi pembelajaran lebih banyak agar tujuan belajar mengajar tercapai.
Guru harus tetap santai ketika mendengar ungkapan-ungkapan dari murid yang memberitahukan bahwa ada perasaan yang kuat dan dalam saat belajar mengajar.
Dalam teori ini, guru sangat berperan sebagai fasilitator. Maksudnya guru diharuskan memberikan perhatian kepada murid dan menciptakan suasana kelas kondusif.
Ketika guru berperan sebagai fasilitator, guru harus bisa mengenali dan menerima kelemahan-kelemahan pada dirinya. Dengan mengenali diri dan mengetahui kelemahan-kelemahannya maka saat mengajar akan lebih tenang.
Guru ditugaskan untuk mengetahui keinginan dari setiap murid karena keinginan-keinginan yang ada pada setiap murid dapat menambah kekuatan dan mendorong semangat belajar.
Dalam pelaksanaannya teori  humanistik memiliki kelebihan dan kekurangan dalam kegiatan pembelajaran. Dengan mengetahui kedua hal itu teori ini dapat diterapkan secara maksimal. Berikut kelebihan dan kekurangan teori belajar humanistik.

Kelebihan Teori Belajar Humanistik
  1. Tingkat keberhasilan atau indikator penilaian dari teori belajar ini adalah murid merasa senang dalam belajar dan terjadi perubahan terhadap tingkah laku dan pola pikir bukan karena paksaan atau keinginan sendiri.
  2. Jika proses belajar mengajar mengutamakan pembentukan kepribadian, perubahan tingkah laku, dan hati nurani maka teori belajar humanistik sangat sesuai.
  3. Dengan teori ini, murid diharapkan menjadi manusia yang bisa mengatur dirinya sendiri dan menjadi pribadi yang tidak terikat oleh pendapat orang lain tanpa harus merugikan atau mengambil hak-hak orang lain.

Kekurangan Teori Belajar Humanistik

Kekurangan yang ada pada teori belajar humanistik berada pada murid. Maksudnya, murid yang tidak mau mengerti akan potensi dirinya maka murid itu akan tertinggal dalam proses belajar mengajar.

Kesimpulan mengenai Teori Belajar

Dalam proses pembelajaran ada yang namanya teori belajar yang di mana setiap teori tersebut dapat membantu guru atau pendidik untuk mendidik dan menyampaikan ilmu pengetahuan kepada murid atau peserta didik. Namun, ada beberapa guru yang lebih suka mengajar berdasarkan pengalaman saat belajar. Maksudnya, dalam beberapa kasus, guru sudah menemukan cara jitu untuk mendidik dan menyampaikan ilmu pengetahuan kepada murid-muridnya tanpa harus mengetahui teori belajar.

Setiap teori belajar mempunyai kelebihan dan kekurangan. Jadi, setiap guru atau pendidik sebaiknya mencari teori belajar yang sesuai dengan karakter dari setiap murid. Dengan pemilihan teori yang benar maka proses pembelajaran akan lebih maksimal dan hasil yang didapatkan dari proses itu berdampak baik bagi murid atau peserta didik.

E. Latihan Soal Pretest PPG 2022 - Pedagogik 1


Silahkan Pilih halaman
Share:

Pendataan Non ASN

Pendataan Non ASN
Klik Gambar

CEK BANSOS-BBM

CEK BANSOS-BBM
Klik DTKS

Definition List

Unordered List

Terimakasih Sudah Berkunjung, Di Like Ya Gan

Support